www.mubengminger.blogspot.com|| 17012016|| Kisah Pilu Awal Aku di Jogja
Harapan menjadi berkat, prahse itu mengingatkan aku pada sebuah peristiwa beberapa bulan yang lalu, saat awal aku kemabali ke Jogja untuk memulai pekerjaan baru. Banyak hal ku tingggalkan untuk sementara di Lampung. Keluarga dan anak-anak kutinggal untuk sementara karena di kota ini aku belum mapan, meskipun Jogja kota kelahiranku. Memulai segalanya sendiri tanpa keluarga kecilku di Jogja memang berat apalagi di Lampung keluargaku pun juga belum pada tahap stabil setelah aku berhenti bekerja di Lampung. Namun karena tekadku sudah bulat memngawali hidup yang lebih baik di Jogja dengan berat hati akau berangkat. Bulan Juli 2015 yang lalu.
Harapan menjadi berkat, prahse itu mengingatkan aku pada sebuah peristiwa beberapa bulan yang lalu, saat awal aku kemabali ke Jogja untuk memulai pekerjaan baru. Banyak hal ku tingggalkan untuk sementara di Lampung. Keluarga dan anak-anak kutinggal untuk sementara karena di kota ini aku belum mapan, meskipun Jogja kota kelahiranku. Memulai segalanya sendiri tanpa keluarga kecilku di Jogja memang berat apalagi di Lampung keluargaku pun juga belum pada tahap stabil setelah aku berhenti bekerja di Lampung. Namun karena tekadku sudah bulat memngawali hidup yang lebih baik di Jogja dengan berat hati akau berangkat. Bulan Juli 2015 yang lalu.
Awalnya semua baik-baik saja dan aku mulai enjoy dengan kota ini. Ya karena masih banyak teman dan kerabat di kota ini yang sangat care padaku. Meskipun berat namun semua nyaman di jalani. Hingga akhirnya bulan September 2015 yang lalu aku dapat kabar dari istriku kalau anakku yang pertama Deo sakit. Perasaan ini kemudian menjadi bimbang, Saat itu aku masih dalam posisi belum bekerja karena masi dalam proses seleksi. Saat itu keadaan keuangan sangat menipis karena sudah dua bulan tidak kerja dan hanya mengikuti proses seleksi di beberapa perusahaan.
Beberapa hari kemudian, kabar dari Lampung semakin membuat aku shok berat dan tidak fokus lagi. Hanya bayangan malaikat kecilku saja yang tergambar dalam benak dan hatiku. Berita bahwa diaknosa awal penyakit anakku adalah leukemia, penyakit kangker darah yang paling ditakuti dan paling banyak membunuh penderitanya. Duniaku seakan runtuh tak terbayang perjuanganku nanti menyembuhkan anakku nanti dan perjuangan kami mencari uang untuk pengobatan anakku. Saat ini aku dan keluarga harus terpisah dan aku belum mendapat pekerjaan yang cukup namun harus mengalami ujian yang begitu berat. Semua seakan runtuh, untung Tuhan tidak seberat itu memberikan cobaan setelah hasil peperiksaan awal, cek laboratorium semua lengkap dan setelah ada analisa mendalam ternyata diaknosa berubah, anakku terkena diabetes militus tipe dua dan masih bisa terapi obat, buah dan sayur. Meskipun begitu barang-barang dirumah Lampung sebagian harus terjual untuk penyembuahan anakku. Tak apalah Tuhan masih kasih sedikit kesempatan untuk bernafas lega meski masih ada satu pekerjaan rumah menjaga kesehatan buah hatiku.
Berkat Mengalir setetes demi setetes
Masa awal yang berat mulai hilang meski masih banyak sandungan besar yang menghalang sebelum semua keluargaku ku boyong ke Jogja namun tak perlu di bahas. Meski dalam kondisi yang serba bingung banyak kawan yg selalu memberi harapan, Novi, Heri Kezer, Kris, Alip, Ririn, Sandy dan juga Rian banyak membuka jalan untuk tidak berhenti begitu saja hidup ini.
Beberapa hari kemudian, kabar dari Lampung semakin membuat aku shok berat dan tidak fokus lagi. Hanya bayangan malaikat kecilku saja yang tergambar dalam benak dan hatiku. Berita bahwa diaknosa awal penyakit anakku adalah leukemia, penyakit kangker darah yang paling ditakuti dan paling banyak membunuh penderitanya. Duniaku seakan runtuh tak terbayang perjuanganku nanti menyembuhkan anakku nanti dan perjuangan kami mencari uang untuk pengobatan anakku. Saat ini aku dan keluarga harus terpisah dan aku belum mendapat pekerjaan yang cukup namun harus mengalami ujian yang begitu berat. Semua seakan runtuh, untung Tuhan tidak seberat itu memberikan cobaan setelah hasil peperiksaan awal, cek laboratorium semua lengkap dan setelah ada analisa mendalam ternyata diaknosa berubah, anakku terkena diabetes militus tipe dua dan masih bisa terapi obat, buah dan sayur. Meskipun begitu barang-barang dirumah Lampung sebagian harus terjual untuk penyembuahan anakku. Tak apalah Tuhan masih kasih sedikit kesempatan untuk bernafas lega meski masih ada satu pekerjaan rumah menjaga kesehatan buah hatiku.
Berkat Mengalir setetes demi setetes
Masa awal yang berat mulai hilang meski masih banyak sandungan besar yang menghalang sebelum semua keluargaku ku boyong ke Jogja namun tak perlu di bahas. Meski dalam kondisi yang serba bingung banyak kawan yg selalu memberi harapan, Novi, Heri Kezer, Kris, Alip, Ririn, Sandy dan juga Rian banyak membuka jalan untuk tidak berhenti begitu saja hidup ini.
Seperti pada kisah I AM HOPE seseorang Bernama MAIA berani menjadi harapan dan isnpirasi bagi MIA untuk melawan kangkernya, begitupun kita diharapakan menjadi perjuang-pejuang harapan. Jogja kota yang sangat frienly, kekeluargaan begitu kental disini, kepedulian adalah nafas di kota ini. Dikota ini meski jauh dari anakku yang sakit aku juga dikuatkan di beri harapan meski setetes namun sangat berharga di saat dahagaku.
Bagiku sakit apapun itu setiap manusia harus diberi harapan. Seperti yang kualami. Tidak hanya anakku saja jika benar ia menderita kangker tentu aku sebagai seorang ayah akan juga mengalami dishope hilang harapan. Tidak hanya sipenderita kangker saja melainkan juga orang terdekatnya yang akan merasakan begitu hancur harapanya. Maka yang aku harap bahwa nonton film ini yang akan dirilis tanggal 18 Februari 2016 besok dan juga ikut membeli gelang harapan akan menjadi harapan bagi penderita penyakit kangker. Mungkin tidak hanya bagi penderitanya. Penyakit ini tidak hanya menyerang keluarga kaya saja, tetapi siapa saja. Dengan memakai gelang harapan tentu dapat meringankan penderita kangker dan keluarganya, serta memberikan inspirasai bagi banyak orang untuk menjadi warrior of hope.
Tiga Wanita berhati Mulia Wulan Guritno, Janna Soekasah Joesoef dan Amanda Soakasah melalui kepedulianya telah menjadi warior of hope yang memberikan insipirasi besar bagi kita. Melalui ALKIMIA production mereka membesut film I AM HOPE ini memberikan kita contoh untuk menjadi harapan pada orang lain tidak hanya sebatas penderita kangker dan keluargnya saja melainkan lebih luas memberikan harapan-harapan yang lebih luas lagi sehingga dapat menjadi jalan keluasan berkat Tuhan.
Setetes harapan yang ditularkan dalam film I AM HOPE mungkin hanya sebuah framen kecil dalam sepenggal kehidupan ini. Namun HOPE harapan akan menjadi sebuah gerakan viral untuk menjadi besar karena disitulah tetes-tetes harapan akan menjadi BLEES atau berkat yang luar bisa manakala semua bergerak maju membawa harapan itu menjadi berkat yang melimpah. Tidak hanya itu saja, saya mengalami sendiri ketika Tuhan memberikan cobaan dengan doa dan harapan besar berkat melimpah dan mengalir tak berkesudahan meski tidak pernah berlebih namun semua itu mencukupi dan memeliharaku selalu jadilah HOPE dan jika semakin banyak HOPE semakin besarlah berkat BLESS dalam kehidupan ini. (*)
Tetap semangat, Lik. Keberanianmu untuk berubah, akan memberikan harapan untukmu ke hal yang lebih baik.
BalasHapusCeritanya membuat semangat kita bangkit lagi, dia aja bisa masa kita gak bisa :D
BalasHapus